2 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
Mengembangkanrasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. 4.
WhG5. Jakarta - Kata Pancasila mencuat setelah pemerintah mengusulkan Rancangan Undang-Undang RUU baru, yaitu RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP. Diantara pro kontra rencana pembahasan RUU baru tersebut, apakah Detikers sudah hafal lambang, butir, dan nilai-nilai Pancasila?Seperti diketahui RUU BPIP itu diusulkan pemerintah sebagai tindak lanjut atas permintaan penundaan pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila HIP yang menuai dan kontra yang terjadi itu membuat kata Pancasila menjadi trending dan dibicarakan orang. Alangkah baiknya untuk lebih memahami lambang, butir, dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Berikut lambang, butir, dan nilai-nilai PancasilaDalam situs resmi Badan Intelijen Negara BIN, Pancasila merupakan dasar negara. Lambang negara Indonesia berbentuk Burung Garuda. Pada bagian Burung Garuda terdapat 5 lambang Pancasila. Berikut lambang Pancasilaa. BintangBintang melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini RantaiRantai melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk Pohon BeringinPohon Beringin melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh di tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Kepala BantengKepala Banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu Padi dan KapasLambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang tersebut dianggap dapat mewakili sila kelima, karena padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima Butir-butir PancasilaBerikut butir-butir Pancasila dilansir Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesiaa. Ketuhanan Yang Maha Esa- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing-Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab-Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sikap saling mencintai sesama sikap saling tenggang rasa dan tepa sikap tidak semena-mena terhadap orang tinggi nilai-nilai melakukan kegiatan membela kebenaran dan Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa Persatuan Indonesia-Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila rasa cinta kepada tanah air dan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal pergaulan demi persatuan dan kesatuan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan-Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang boleh memaksakan kehendak kepada orang musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan -mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia-Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan sikap adil terhadap keseimbangan antara hak dan hak orang memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain-Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan bekerja menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan Nilai-nilai Pancasilaa. Sila PertamaNilai Pancasila sila pertama yakni bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan. Hal ini sesuai dengan lambang sila pertama yakni bintang. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap Sila KeduaNilai Pancasila pada sila kedua yakni saling tolong-menolong. Hal ini sesuai dengan lambang sila kedua yakni mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah Sila KetigaNilai-nilai Pancasila pada sila ketiga Pancasila yakni mengutamakan persatuan dan kesatuan daripada kepentingan pribadi. Hal ini sesuai dengan lambang sila ketiga yakni Pohon Beringin, yang dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia. Meski beragam suku bangsa, namun tetp mementingkan persatuan dan kesatuan Sila KeempatNilai-nilai Pancasila pada sila keempat yaitu musyawarah mufakat. Hal ini sesuai dengan lambang Kepala Banteng yang memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu Sila KelimaNilai-nilai Pancasila pada sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesi yakni gotong royong. Dengan gotong royong diharapkan akan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas sosial yang tinggi sehingga kesulitan dan tantangan yang dihadapi akan semakin ringan. nwy/pal
Jakarta - Ada banyak contoh pengamalan sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari. Sila ketiga berbunyi Persatuan ini dilambangkan dengan pohon beringin yang mempunyai makna tempat berteduh maupun berlindung. Sebelum mengetahui apa saja contoh pengamalan sila ketiga Pancasila, berikut ini perlu diketahui terlebih dulu 7 butir Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsaContoh pengamalan sila ketigaMengutip dari buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar kelas 5, pengamalan sila ini merupakan bentuk perilaku sebagai warga negara yang ikut bersatu membangun negeri. Begini contoh pengamalan sila ketiga dalam kehidupan Bangga dan cinta tanah air2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa3. Mengembangkan sikap menghargai orang lain4. Menjalin hubungan baik dengan semua unsur bangsa5. Memajukan pergaulan demi bangsa6. Menjunjung persatuan dan kesatuan7. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas pribadi maupun golonganSementara itu, melansir dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, bentuk pengamalan sila ketiga di lingkungan rumah atau keluarga menurut buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas IV adalah seperti di bawah ini1. Giat belajar agar membanggakan keluarga2. Berperilaku hormat pada anggota keluarga lebih tua dan menghargai yang lebih muda3. Ikut membantu berbagai kegiatan dalam keluarga4. Mendahulukan kepentingan bersama, dibandingkan kepentingan pribadi5. Selalu menjaga kerukunan antar anggota keluargaNah, kini detikers sudah mengetahui butir beserta contoh pengamalan sila ketiga Pancasila. Apakah detikers sudah menerapkannya? Simak Video "Google Sediakan 11 Ribu Beasiswa Pelatihan untuk Bangun Talenta Digital" [GambasVideo 20detik] lus/lus
– Pengamalan sila ke 3 pancasila “Persatuan Indonesia” mengandung butir-butir yang memuat nilai-nilai, isi, serta penjelasan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh bangsa Indonesia yang sangat majemuk. Menurut buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi 2017 yang disunting oleh Al Khanif, Pancasila harus dikemukakan isi dan artinya yang kontekstual sehingga nilai-nilainya bisa ditemukan dalam semua kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila dalam realitas kondisi masyarakat akan digali sebagai solusi atau jalan keluar untuk menghadapi segala macam tantangan yang dihadapi oleh segenap rakyat Indonesia dalam segala situasi, termasuk di era globalisasi seperti sekarang ini. Istilah Pancasila terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Panca yang berarti “lima” dan sila yang bermakna “prinsip” atau “asas”. Maka, Pancasila bisa dimaknai sebagai rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kandungan isi Pancasila harus dikemukakan secara kontekstual sehingga nilai-nilainya bisa ditemukan dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur Pancasila digali sebagai jalan keluar untuk menghadapi segala tantangan, demikian dikutip dari buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi 2017 suntingan Al Khanif. Adapun isi 5 sila dalam Pancasila yaitu 1 Ketuhanan yang Maha Esa; 2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; 3 Persatuan Indonesia; 4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan 5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi,” ucap Sukarno kala itu, dikutip dari Risalah BPUPKI 1995 terbitan Sekretariat Negara RI. Setelah Indonesia merdeka, 5 sila yang dicetuskan Sukarno tersebut kemudian dirumuskan menjadi Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Tanggal 1 Juni pun ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo Jokowi tanggal 1 Juni 2016 dengan Keputusan Presiden Keppres Nomor 24 Tahun 2016. Baca juga Butir-Butir Pengamalan Pancasila dan Makna Sila Ke-3 Pancasila memuat nilai dan sikap yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudharmono dalam Beberapa Pemikiran Tentang Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 1997 menyebutkan, sikap-sikap yang penting dari Pancasila itu kemudian diperinci menjadi butir-butir pengamalan. Ketetapan MPR merupakan regulasi resmi yang mengatur Butir-Butir Pengamalan Pancasila. Setelah terjadinya Reformasi 1998 yang sekaligus mengakhiri riwayat pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto sebagai presiden, Butir-Butir Pengamalan Pancasila disesuaikan kembali berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003. Butir-Butir Pengamalan Pancasila pada awalnya terdiri dari 36 butir, tapi kemudian mengalami perkembangan atau penyempurnaan menjadi 45 butir. Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, Butir-Butir Pengamalan Pancasila ini dirumuskan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari seluruh rakyat Indonesia. Butir-Butir Pengamalan Sila ke-3 Pancasila Isi kelima sila yang dirumuskan dalam Pancasila, yakni 1 Ketuhanan yang Maha Esa; 2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; 3 Persatuan Indonesia; 4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan 5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. “Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila,” ucap Sukarno kala itu, dikutip dari Risalah BPUPKI 1995 terbitan Sekretariat Negara RI. Sebagaimana bunyinya, Sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”, merupakan landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sila ke-3 memuat 7 butir pengamalan, antara lain sebagai berikut Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Baca juga Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Iswara N Raditya – isw/isw Penulis Iswara N Raditya Editor Addi M Idhom – Contoh pengamalan sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila berisi rumusan serta pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada kelima sila, masing-masing menyimpan nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh rakyat. Pancasila merupakan dasar negara sekaligus pedoman hidup bangsa Indonesia yang mana pengaplikasiannya sebaiknya diterapkan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Terdapat 5 sila dalam Pancasila sebagai pijakan untuk menjalani kehidupan bernegara, yakni 1 Ketuhanan yang Maha Esa; 2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; 3 Persatuan Indonesia; 4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan 5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Menurut Soewarno dalam Pancasila Budaya Bangsa Indonesia 1993, meskipun ke-5 sila merupakan satuan yang tidak terpisahkan, tetapi dalam pelaksanaannya dapat ditelusuri perbedaan intensitas masing-masing sila. Walaupun satu tetap lima, masing-masing sila tidak sama asasinya. Khusus membahas pengamalan Pancasila sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, maka penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena keberagaman yang ada pada masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki ribuan pulau dengan sangat banyak suku yang berbeda-beda hidup di dalamnya. Begitu pula aneka bahasa daerah yang dipergunakan sehari-hari, jumlahnya juga mencapai ribuan. Karena itu dalam sila ke-3 Pancasila, terkandung butir-butir pengamalan yang memuat nilai-nilai, isi, serta penjelasan rinci karena bangsa Indonesia sangat majemuk. Buku Pancasila dalam Pusaran Globalisasi 2017 yang disunting oleh Al Khanif, mengungkap bahwa nilai-nilai luhur Pancasila dalam berbagai kondisi masyarakat dapat digali sebagai kunci untuk menghadapi segala macam tantangan yang dihadapi oleh segenap rakyat Indonesia. Secara bahasa, Pancasila berarti “lima asas” atau “lima prinsip”. Kata tersebut diambil dari bahasa Sanskerta yang bermakna lima asas berisi rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa serta bernegara. Butir-Butir Pengamala Sila ke-3 Pancasila Berikut ini isi butir-butir pengamalan Pancasila sila ke-3 selengkapnya 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Contoh pengamalan sila ke-3 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Dalam butir ketiga dari sila ke-3 Pancasila yaitu “Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa”, contoh pengamalan yang dapat diterapkan adalah dengan membeli produk dalam negeri atau buatan masyarakat Indonesia sendiri. Dengan begitu maka kehidupan perekonomian rakyat jadi makin baik dan kesejahteraannya meningkat. Dalam butir keenam sila ke-3 yang berbunyi “Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika”, contoh pengamalannya adalah dengan menggunakan bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi masyarakat kita dengan beragam suku dengan kekayaan budaya berupa bahasa daerah masing-masing yang berbeda. Bahasa Indonesia diperlukan agar tercipta komunikasi yang baik dan tidak terjadi salah paham. Pada butir ketujuh sila ke-3, “memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa” contoh pengamalannya adalah dengan berinteraksi dengan semua teman tanpa memandang suku asal mereka. Walau berbeda suku, seharusnya tidak menjadi batas dalam bergaul karena adanya bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Contoh lain dalam butir kedua sila ke-3 yang berbunyi “Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia,” yakni dengan bangga memakai Bahasa Indonesia, memakai produk dalam negeri, juga mempromosikan keindahan alam Indonesia agar pariwisata negara ini makin maju. Baca juga Baca juga artikel terkait ILMU SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita – cck/adr Penulis Cicik Novita Editor Yandri Daniel Damaledo Kontributor Cicik Novita
Assalammualaikum Saya Destiana Putri nim 21066 dari tingkat 1B hi everyone ini tulisan kedua saya, kali ini saya akan menjelaskan sila ke-3 butir ke-4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan ber-Tanah Air Indonesia merupakan bunyi dari butir Pancasila ke-4, pengamalan dalam butir Pancasila ke-4 dimana tentang sesuatu yang dimiliki Indonesia seperti keragaman suku,budaya dan agama. Nilai-Nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia adalah usaha ke arah bersatu untuk membina nasionalisme dalam negara Indonesia, cinta tanah air. Pentingnya dalam negara kita untuk mengetahui dan mengamalkan Pancasila agar kita tau cara berperilaku dan bersikap dengan benar. Yang dimaksud butir Pancasila ke-4 yaitu tentang rasa bangga kita terhadap negara kita, menjunjung tinggi rasa cinta tanah air dan bangsa, contohnya mengetahui tradisi setiap daerah, belajar tentang kesenian seperti tarian daerah, seni rupa seperti batik, lalu cara mengembangkannya dengan cara mengikuti lomba-lomba dari tingkat nasional hingga internasional agar dilihat oleh negara lain dan disukai hingga mereka bisa tertarik dan mempelajarinya. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan ber-Tanah Air dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yaitu seperti cinta tanah air, rela berkorban, dan membela negara. Menjunjung tinggi rasa cinta kepada tanah air dan bangsa seperti lebih memilah dan setia menggunakan produk hasil dalam negeri dibanding produk buatan dari luar. Jangan salah, produk asli Indonesia tidak kalah keren dengan buatan luar negeri, dengan bangga memakai produk buatan asli Indonesia, kita ikut memajukan perekonomian dan lebih menghargai produk buatan buatan negara sendiri. Dalam hal tidak menyebarkan ujaran kebencian atau berita hoaks itu juga termasuk Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan ber-Tanah Air, sebagai generasi muda yang lahir di era teknologi, kita Sebagai generasi muda yang lahir di era teknologi, kita pasti akrab dengan internet. Namun internet layaknya pedang bermata dua. Di satu sisi bisa memberikan dampak yang positif, namun di sisi lainnya bisa jadi bencana jika dipakai dengan cara yang salah. Nah, internet bisa jadi sarana untuk menyalurkan rasa cinta kepada Indonesia lho. Contohnya dengan tidak melakukan ujaran kebencian atau menyebarkan berita hoaks Kamu harus cek dulu sumber beritanya sebelum posting ke akun sosial media, atau tidak menyebarkan ujaran kebencian yang menyinggung hal sensitif. Dengan meminimalisir berita hoaks dan ujaran kebencian, kamu akan lebih nyaman saat berselancar di dunia maya. Yuk jadi generasi muda yang cerdas saat menggunakan internet, supaya tidak hanya smartphone kamu yang pintar, tapi pemakainya juga.
Butir-butir pancasila atau butir-butir pengamalan pancasila adalah uraian detail dari beberapa poin yang diturunkan dari substansi tiap sila dalam Pancasila, sebagai upaya melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai pancasila perlu diamalkan karena Pancasila merupakan dasar negara dinyatakan secara jelas dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 UUD 1945. Selain itu, kita sebagai rakyat Indonesia juga harus bisa memahami butir-butir Pancasila selain menghapal sila dalam pancasila. Butir-butir Pengamalan PancasilaButir-butir Pancasila Sila Pertama – Ketuhanan Yang Maha EsaButir-butir Pancasila Sila Kedua -Kemanusiaan yang Adil dan BeradabSila Ketiga – Persatuan IndonesiaSila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan PerwakilanSila Kelima – Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Butir-butir Pengamalan Pancasila Butir-butir pengamalan pancasila pertama kali didasarkan dari Ketetapan MPR Kemudian, butir-butir pancasila tersebut mengalami penyesuaian kembali berdasarkan Ketetapan MPR no. I/MPR/2003. Berikut ini adalah butir-butir pengamalan pancasila baik sila ke-1, 2, 3, 4, dan 5 Butir-butir Pancasila Sila Pertama – Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Butir-butir Pancasila Sila Kedua -Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sikap saling mencintai sesama sikap saling tenggang rasa dan tepa sikap tidak semena-mena terhadap orang tinggi nilai-nilai melakukan kegiatan membela kebenaran dan Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain. Sila Ketiga – Persatuan Indonesia Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila rasa cinta kepada tanah air dan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang boleh memaksakan kehendak kepada orang musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. Sila Kelima – Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan sikap adil terhadap keseimbangan antara hak dan hak orang memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan bekerja menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Demikian adalah penjelasan lengkap dari butir-butir pancasila mulai dari sila ke-1, 2, 3, 4, dan 5, yang menjadi dasar dalam pengamalan nilai pancasila ke dalam kehidupan bernegara. Referensi Wikipedia – Pancasila
mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air indonesia